Reporter: Alif Alqausar
Tampil di babak ketiga kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA untuk pertama kalinya, Indonesia telah membuktikan bahwa mereka dapat mengimbangi tim-yim elit di benua Asia.
Sebulan yang lalu, mereka membuka petualangan di Round 3 dengan pertandingan berturut-turut melawan dua kekuatan Asia di Arab Saudi dan Australia -- yang keduanya tampil di Piala Dunia terakhir -- dan berhasil meraih beberapa hasil imbang yang memuaskan.
Pada hari Kamis kala menghadapi Bahrain, penampilan impresif pasukan Garuda berlanjut saat mereka bermain imbang 2-2 dengan Bahrain, yang saat ini berada 53 tempat di atas peringkat dunia FIFA Indonesia yang ke-129.
Namun, itu bisa saja jauh lebih baik jika Indonesia jeli memanfaatkan peluang untuk dikonversikan menjadi gol.
Bahrain unggul lebih dulu pada menit ke-15 melalui tendangan bebas Mohamed Marhoon dari jarak 35 yard.
Namun pada waktu tambahan babak pertama, bola yang memantul ke kotak penalti justru mengarah ke Ragnar Oratmangoen, yang memanfaatkan kemelut dan menancapkan bola dari jarak dekat untuk menyamakan kedudukan bagi Indonesia.
Meskipun mereka mungkin beruntung karena skor imbang saat jeda, Indonesia kemudian terpacu oleh gol tersebut untuk menambah keunggulan, namun, kedudukan berubah total di babak kedua.
Permainan Indonesia meningkat dan berkembang lebih besar setelah jeda, sementara Bahrain tiba-tiba bermain pasif.
Dengan sisa waktu 16 menit, Indonesia mendapat momen serangan balik, tapi banyak dari peluang tersebut terbuang sia-sia.
Hingga akhirnya, saat penyerangan cepat melihat bola jatuh ke Rafael Struick tepat di tepi area, penyerang asal klub Brisbane Roar itu melepaskan tendangan melengkung yang hebat ke sudut jauh -- membuat kiper lawan Ebrahim Lutfalla terpaku di memandang bola masuk ke gawang nya.
Bahrain meningkatkan intensitas di menit-menit akhir untuk mencari gol penyeimbang , tampaknya pertahanan Indonesia -- yang dipimpin dengan gagah berani oleh kapten Jay Idzes yang baru bermain untuk keenam kalinya -- akan bertahan.
Pada akhirnya, pertahanan kokoh itu runtuh juga.
Saat waktu terus berjalan memasuki menit ke-99, tendangan sudut Bahrain dibelokkan ke tiang belakang tempat Marhoon berada di sana untuk menyundul bola dari jarak satu meter -- menggandakan golnya malam itu dengan gaya yang sangat kontras dengan gol pembukanya.
Drama menit-menit terakhir itu langsung berubah menjadi kontroversi, seakan tidak menerima, Indonesia yang merasa dirugikan karena peluit akhir belum dibunyikan saat enam menit waktu tambahan.
Di tengah kekacauan itu, seorang ofisial Indonesia mendapat kartu merah untuk keluar dari bangku cadangan dan ketidakpuasan terus berlanjut bahkan setelah pertandingan akhirnya ditutup tak lama kemudian.
Di atas kertas, menurut ESPN, hasil imbang melawan Bahrain -- yang mengalahkan Australia dalam pertandingan pembuka mereka bulan lalu -- bukanlah hasil yang buruk, tetapi cara mereka tidak meraih kemenangan perdana di babak ketiga kualifikasi Asia akan menjadi penyebab kekecewaan, bahkan kemarahan, di kubu Indonesia.
Faktanya, Indonesia sekali lagi terbukti sangat sulit dikalahkan, bahkan dengan status mereka sebagai underdog.
Dan, dengan pertandingan berikutnya pada hari Selasa melawan Tiongkok yang sedang terpuruk -- yang telah kalah dalam ketiga pertandingan sejauh ini -- mungkin Indonesia tidak perlu menunggu lebih lama lagi untuk mengklaim kemenangan bersejarah.
0 Komentar