Reporter: Alif Alqausar
Jurnalis Spanyol Carles Fite baru-baru ini melakukan interview mendalam dengan pelatih salah satu staf pelatih Barcelona, yang mengungkap perkembangan Lamine Yamal sebagai pemain.
Meskipun pemain muda ini secara luas dianggap sangat berbakat dan hampir sempurna dalam hal kemampuan bermain sepak bola, ada satu area yang masih perlu ditingkatkannya, yaitu mengelola rasa frustrasinya.
Dalam wawancara dengan Onze, Fite berbagi, "Saya berbicara dengan pelatih sepak bola Barça dan dia mengatakan kepada saya bahwa yang paling kurang dimiliki Lamine adalah mengelola rasa frustrasinya."
Hal ini tidak biasa bagi pemain seusianya, terutama seseorang yang bersemangat dan terdorong seperti Yamal, yang ingin memberikan dampak pada setiap pertandingan.
Contohnya
Contoh yang jelas dari hal ini terlihat selama pertandingan Barcelona melawan Alaves. Yamal, yang tampil baik, digantikan pada menit ke-67, dengan Ansu Fati masuk sebagai penggantinya.
Pemain depan muda itu tidak dapat menyembunyikan rasa frustrasinya atas keputusan tersebut, terlihat jelas bahasa tubuhnya yang kesal saat ia berjalan menuju bangku cadangan.
Namun, mengingat Yamal baru berusia 17 tahun, emosi seperti itu dapat dimengerti. Ia ingin memberikan yang terbaik dalam setiap pertandingan dan merasakan beratnya setiap kesempatan.
Hector Fort, yang duduk di samping Yamal di bangku cadangan, melangkah maju untuk memberikan dukungan, mencoba menenangkannya. Akhirnya, Yamal kembali tenang dan terus menonton sisa pertandingan tanpa masalah lebih lanjut.
Insiden itu, meskipun kecil, merupakan pengingat bahwa pengendalian emosi adalah sesuatu yang perlu dikembangkan oleh Lamine seiring dengan pertumbuhannya.
Keputusan manajer Barcelona Hansi Flick untuk mengganti Yamal dapat dibenarkan, mengingat skor akhir yang sudah unggul jauh dan pentingnya memberi istirahat kepada pemain untuk pertandingan mendatang.
Namun, rasa frustrasi yang ditunjukkan Yamal merupakan area untuk berkembang, dan mengatasi hal ini akan menjadi penting seiring ia terus berkembang baik di dalam maupun di luar lapangan.
Belajar mengelola emosi dengan cara yang benar akan membiatnya menjadi pemain yang lebih lengk ap dalam jangka panjang.
0 Komentar