“Saya tidak bahagia dalam keseharian, dengan sesi latihan, pertandingan. Saya merasa sulit beradaptasi.”
— Lionel Messi, tentang waktunya di PSG
Meskipun telah dua tahun berlalu sejak kepergiannya, luka antara Messi dan PSG belum sembuh. Media Prancis L'Équipe bahkan membuat kontroversi dengan tajuk tajam di sampul mereka: “Not everything is forgiven.” Sebuah pengingat bahwa waktu tak selalu menyembuhkan, terutama ketika ekspektasi dan realita berselisih jalan.
Lionel Messi akan menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) untuk pertama kalinya sejak meninggalkan klub tersebut dua tahun lalu. Pertemuan ini terjadi di babak 16 besar turnamen internasional, saat Inter Miami, klub yang kini dibela Messi, dijadwalkan menghadapi juara bertahan Eropa Minggu, (29/6/2025).
Messi bergabung dengan PSG pada Agustus 2021 setelah perpisahan emosional dengan Barcelona, klub yang telah ia bela selama lebih dari dua dekade. Kepergiannya bukan karena keinginan, melainkan karena kondisi keuangan Barcelona yang tidak memungkinkan.
Di PSG, meski mencetak 21 gol dan 20 assist serta memenangkan dua gelar liga, Messi merasa terasing. Adaptasi bukan hal mudah. “Saya menghabiskan dua tahun yang tidak saya nikmati,” kata Messi secara terbuka. Ketika Christophe Galtier mengumumkan kepergiannya pada 1 Juni 2023, reaksi fans justru keras—cemoohan menggema di laga perpisahan Messi. Itulah akhir dari babak yang seharusnya menjadi rumah kedua, namun berakhir sebagai singgahan pahit.
Bagi Lionel Messi, kemenangan pertandingan ini bukan
hanya soal siapa yang melaju ke babak berikutnya, tetapi juga pembuktian bahwa
kisah lama bisa ditutup dengan akhir yang lebih baik.
Penulis: Alif Alqausar
Sumber: ESPN, Goal.com, L’Equippe
#InterMiamiVsPSG #BeritaSepakbola #MessiInterMiami #BigMatch2025
#Babak16Besar
0 Komentar